Total Tayangan Halaman

Minggu, 04 Maret 2012

Laporan Biologi-Sel Tumbuhan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sel merupakan organisasi terkecil dari materil yang mengandung kehidupan. Beberapa ahli Biologi mengatakan adanya kehidupan di dalam suatu partikel yang lebih kecil dari sel yang terkecil disebut virus. Bentuk sel ada yang pipih, memanjang, sangat panjang, dan bikonkaf. Sedang ukuran dari sel pada umumnya mikroskopis. Pada manusia diameter rata-rata kira-kira 10μ, namun pada sel-sel telur yang belum memulai perkembangan, merupakan sel tunggal yang biasanya terlihat dengan mata biasa. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengetahui dan memahami sel-sel tumbuhan
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri sel tumbuhan

1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini berlangsung pada hari jum’at tanggal 16 Desember 2011 pada pukul 13.15 Wita, bertempat di Laboratorium Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Yayasan Perguruan Islam Maros (YAPIM).

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti kotak-kotak kosong, setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. . Semua fungsi kehidupan diatur dalam suatu sel dan berlangsung di dalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2 yaitu: sel eukariota dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniseluler, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki kemiripan dan perbedaan, yakni sel tumbuhan memiki dinding sel, kloplas, vakuola sentral, d
an plasmodesma, sedangkan sel hewan tidak. Pada sel hewan terdapat lisosom, sentrosom, dan sentriol flagella, sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting dalam sel.
2.2 Bentuk-bentuk Sel
Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel, sehingga membran sel dapat bergerak dengan bebas. Pada tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, sehingga gerakan membrane sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang (basil), bulat (coclus), oval, dan spiral.

2.3 Bagian Sel dan Fungsinya
a. Dinding sel tumbuhan: berfungsi melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara berlebihan
b. Membrane Plasma: berfungsi untuk melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat-zat dan sebagai respirator dan ransangan luar sel
c. Sitoplasma: berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolism sel
d. Nucleus: berfungsi sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, pengatur warisan sifat dan pengatur pembelahan sel
e. Ribosom: berfungsi sebagai pelaksana sintesis protein
f. Lisosom: berfungsi untuk mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel
g. RE (halus): berfungsi mensintesis lemak, dan menetralisir racun
h. RE (kasar): membentuk protein sekresi, membuat fosfolipid
i. Kompleks Golgi: organel yang menampung dan mengolah protein
j. Sitoskeleton: berfungsi memperkuat bentuk sel, dan berfungsi dalam pergerakan sel.
k. Mikrotubulus: berfungsi untuk mengatur dalam pergerakan kromosom saat sel membelah
l. Vakuola: berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
m. Mitokondria: berfungsi sebagai tempat respirasi seluler
n. Badan Golgi: merupakan tempat situs respirasi seluler
o. Kloroplas: tempat berlangsungnya fotosintesis
p. Peroksisom: berfungsi untuk mentransfer hydrogen dari berbagai substrat ke oksigen (O2) dan menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2)



III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Fungsi
a. Mikroskop Monokuler: berfungsi untuk mengamati sel tumbuhan
b. Object Glass: berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan preparat
c. Tissue: berfungsi untuk membersihkan kaca preparat sebelum diletakkan pada mikroskop
d. Silet: berfungsi untuk mengiris tipis bahan-bahan yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop
e. Cover Glass: berfungsi untuk melindungi atau untuk menutup preparat
f. Lap Flannel: berfungsi untuk membersihkan cover glass

3.2 Bahan dan Fungsi
a. Ketela Pohon: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
b. Kulit Umbi Bawang Merah: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
c. Kentang: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
d. Aquades: untuk memperjelas hasil pengamatan

3.3 Skema Kerja
A. Kentang
a. Mikroskop disiapkan
b. Kentang:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan seksama menggunaka mikroskop dengan pembesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan

B. Ketela Pohon
a. Mikroskop disiapkan
b. Ketela Pohon:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan

C. Umbi Bawang Merah
a. Mikroskop disiapkan
b. Umbi Bawang Merah:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)/Aquades
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan


IV. PEMBAHASAN

4.1 Data Uji Pengamatan
No. Nama Sel Gambar Hasil Pengamatan Gambar Literatur Gambar Tangan
1. Kentang


2. Sel Ketela Pohon


3. Sel Umbi Bawang




4.2 Analisis Prosedur
a. Kentang
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat kentang yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi kentang yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah kentang tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatan.

b. Ketela Pohon
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat ketela pohon yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi ketela pohon yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah ketela pohon tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatannya.

c. Umbi Bawang Merah
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat umbi bawang merah yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi umbi bawang merah yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah umbi bawang merah tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatannya.




4.3 Analisis Hasil
Pada praktikum yang telah dilakukan, adapun analisis hasil yang dapat disimpulkan adalah sel tumbuhan memiliki susunan sel yang berbeda dengan sel hewan. Karena secara mikroskopis, sel-sel yang telah diamati, semua hasilnya sama dengan literature yang ada. Perbedaan yang paling menonjol di antara kedua sel makhluk hidup ini yakni sel tumbuhan dengan sel hewan terletak pada dinding selnya. Dimana sel hewan tidak memiliki dinding sel sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel. Jadi, pada pengamatan yang telah dilakukan adalah benar dan sama persis dengan literaturnya.


V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh penyusun dengan menggunakan mikroskop, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana .
2. Pada tumbuhan memiliki bentuk yang tetap karena memliki sel sehingga gerakan membrane sel terbatas.

5.2 Saran
Setiap pembelajaran butuh keseriusan, yang menjadi bekal kedua setelah kemauan agar keberhasilan tercapai. Saran kami sebagai pembelajaran dalam praktikum selanjutnya agar di setiap praktikum dapat lebih teratur lagi, penuh keseriusan dalam menekuninya agar bisa menjadi hasil dari peneliti yang sesungguhnya.









DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dan Jane B, Reece. 2010. Biologi, Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

www.blogger.com/ laporan praktikum sel tumbuhan/ Download: Rabu, 21 Desember 2011.

www.google.com/ sel tumbuhan, praktikum sel tumbuhan/ Download: Minggu, 18 Desember 2011.

www.google.com/ gambar/ hasil pengamatan kentang, ketela pohon, dan bawang merah/ Download: Minggu, 18 Desember 2011.

Laporan Biologi-Mikroskop

I. PENDAHULUAN

1.1 Landasan Teori
Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop walaupan dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun 1600 Hanz dan Z Jensen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium (penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ketempat yang sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan meenghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan keatas lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat..
Biasanya mikroskop laboratoorium dilengkapi dengan tiga lensa objektif : lensa 16 mm berkekuatan rendah (10X); lensa 4 mm berkekuatan kurang tinggi (40-45X); dan lensa celup minyak berkekuatan tinggi (97-100X). Lensa tersebut terletak pada suatu hidung yang dapat berputar sehingga obyektif yang di kehendaki dapat dengan ,mudah diletakkan pada posisi kerja. Obyektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari ketiganya. Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop.


Selain lensa, mikroskop juga memiliki statif. Statif adalah bagian yang merupakan tempat memasang bagian-bagian lainnya, yang terdiri dari:
1. Kaki yang umumnya berbentuk V atau U
2. Tiang merupakan pendukung optik dan terpasang di atas kaki. Pada tiang terdapat dua macam sekrup: sekrup kasar untuk menaikkan dan menurunkan tubus, tubus halus untuk memperjelas bayangan.
3. Meja benda yang berfungsi untuk meneruskan cahaya yang dipantulkan dari cermin pada meja terdapat dua alat penjepit berguna untuk menahan preparat. Selain itu, ada mikroskop yang mempunyai sekrup untuk menggeser ke kiri dan ke kanan atau maju mundur.
4. Pengatur kasar berguna untuk mengatur ketinggian nase piese, yang berfungsi untuk mengatur jarak tepat antar lensa objektif dan objek.
5. Pengatur halus berfungsi untuk memperjelas banyangan yang telah diperoleh melalui pengatur kasar.

1.2 Tujuan Praktikum
Mengetahui bagian-bagian dari mikroskop beserta dengan fungsinya dan terampil menggunakan mikroskop dengan baik dan tepat

1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini berlangsung pada hari tanggal 6 Desember 2011 pada pukul 13.15 Wita, bertempat di Laboratorium Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Yayasan Perguruan Islam Maros (YAPIM).



II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dalam suatu sel dan berlangsung di dalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2 yaitu: sel eukariota dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan uniseluler, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi. Sel tumbuhan dan sel hewan memiliki kemiripan dan perbedaan, yakni sel tumbuhan memiki dinding sel, kloplas, vakuola sentral, dan plasmodesma, sedangkan sel hewan tidak. Pada sel hewan terdapat lisosom, sentrosom, dan sentriol flagella, sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada.

2.2 Bentuk-bentuk Sel
Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki dinding sel, sehingga membran sel dapat bergerak dengan bebas. Pada tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, sehingga gerakan membrane sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang (basil), bulat (coclus), oval, dan spiral.

2.3 Bagian Sel dan Fungsinya
a. Dinding sel tumbuhan: berfungsi melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah pengambilan air secara berlebihan
b. Membrane Plasma: berfungsi untuk melindungi sel, mengatur keluar masuknya zat-zat dan sebagai respirator dan ransangan luar sel
c. Sitoplasma: berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolism sel
d. Nucleus: berfungsi sebagai pengendali kehidupan sel, pengatur pembelahan sel, pengatur warisan sifat dan pengatur pembelahan sel
e. Ribosom: berfungsi sebagai pelaksana sintesis protein
f. Lisosom: berfungsi untuk mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel
g. RE (halus): berfungsi mensintesis lemak, dan menetralisir racun
h. RE (kasar): membentuk protein sekresi, membuat fosfolipid
i. Kompleks Golgi: organel yang menampung dan mengolah protein
j. Sitoskeleton: berfungsi memperkuat bentuk sel, dan berfungsi dalam pergerakan sel.
k. Mikrotubulus: berfungsi untuk mengatur dalam pergerakan kromosom saat sel membelah
l. Vakuola: berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
m. Mitokondria: berfungsi sebagai tempat respirasi seluler
n. Badan Golgi: merupakan tempat situs respirasi seluler
o. Kloroplas: tempat berlangsungnya fotosintesis
p. Peroksisom: berfungsi untuk mentransfer hydrogen dari berbagai substrat ke oksigen (O2) dan menghasilkan hydrogen peroksida (H2O2)


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Fungsi
a. Mikroskop Monokuler: berfungsi untuk mengamati sel tumbuhan
b. Object Glass: berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan preparat
c. Tissue: berfungsi untuk membersihkan kaca preparat sebelum diletakkan pada mikroskop
d. Silet: berfungsi untuk mengiris tipis bahan-bahan yang akan diamati dengan menggunakan mikroskop
e. Cover Glass: berfungsi untuk melindungi atau untuk menutup preparat
f. Lap Flannel: berfungsi untuk membersihkan cover glass

3.2 Bahan dan Fungsi
a. Ketela Pohon: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
b. Kulit Umbi Bawang Merah: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
c. Kentang: sebagai bahan yang akan diamati bentuk selnya
d. Aquades: untuk memperjelas hasil pengamatan

3.3 Skema Kerja
A. Kentang
a. Mikroskop disiapkan
b. Kentang:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan seksama menggunaka mikroskop dengan pembesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan

B. Ketela Pohon
a. Mikroskop disiapkan
b. Ketela Pohon:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan

C. Umbi Bawang Merah
a. Mikroskop disiapkan
b. Umbi Bawang Merah:
- Sayat tipis dengan silet
- Letakkan pada objek glass
- Tetesi larutan y-ky (1 tetes)/Aquades
- Tutup dengan cover glass
- Amati dengan mikroskop dengan perbesaran 10x
- Foto gambar hasil pengamatan










IV. PEMBAHASAN

4.1 Data Uji Pengamatan
No. Nama Sel Gambar Hasil Pengamatan Gambar Literatur Gambar Tangan
1. Kentang



2. Sel Ketela Pohon


3. Sel Umbi Bawang



4.2 Analisis Prosedur
a. Kentang
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat kentang yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi kentang yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah kentang tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatan.

b. Ketela Pohon
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat ketela pohon yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi ketela pohon yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah ketela pohon tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatannya.

c. Umbi Bawang Merah
Langkah awal, persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu sayat umbi bawang merah yang akan diamati dengan menggunakan silet yang tajam, kemudian letakkan pada objek glass. Langkah selanjutnya, tetesi umbi bawang merah yang telah disayat tersebut dengan larutan aquades kemudian tutup dengan cover glass. Selanjutnya, amatilah umbi bawang merah tersebut dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x dan untuk langkah akhir foto gambar hasil pengamatannya.


4.3 Analisis Hasil
Pada praktikum yang telah dilakukan, adapun analisis hasil yang dapat disimpulkan adalah sel tumbuhan memiliki susunan sel yang berbeda dengan sel hewan. Karena secara mikroskopis, sel-sel yang telah diamati, semua hasilnya sama dengan literature yang ada. Perbedaan yang paling menonjol di antara kedua sel makhluk hidup ini yakni sel tumbuhan dengan sel hewan terletak pada dinding selnya. Dimana sel hewan tidak memiliki dinding sel sementara sel tumbuhan memiliki dinding sel. Jadi, pada pengamatan yang telah dilakukan adalah benar dan sama persis dengan literaturnya.
Pada hasil praktikum ini, dapat dilihat bahwa, pada sel kentang terdapat


V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan oleh penyusun dengan menggunakan mikroskop, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Sel pada kentang terdiri atas


5.2 Saran
Setiap pembelajaran butuh keseriusan, yang menjadi bekal kedua setelah kemauan agar keberhasilan tercapai. Saran kami sebagai pembelajaran dalam praktikum selanjutnya agar di setiap praktikum dapat lebih teratur lagi, penuh keseriusan dalam menekuninya agar bisa menjadi hasil dari peneliti yang sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA


Jusuf, Lahadassy dan Muhammad, Fadli. 2011. Petunjuk Praktikum. Maros: STKIP YAPIM Maros.

IKLIM DAN CURAH HUJAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Iklim dimuka bumi berbeda-beda. Faktor iklim yang paling terasa perubahannya akibat anomali iklim adalah curah hujan. Perubahan iklim dalam jangka waktu yang sangat lama, 50 sampai 100 tahun karena pengaruh kegiatan manusia yang mengakibatkan emisi gas rumah kaca.iklim perlu dipelajari dan dijadikan ilmu pengetahuan agar manusia dapat beradaptasi dengan lingkungan alam. Sebagai contoh orang-orang yang berada didaerah lintang tinggi mengenakan pakai tebal dan mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung lemak. Sebaliknya orang-orang didaerah lintang rendah mengenakan pakaian mengenakkan pakai yang tipis dan mudah menyerap keringat. Mereka membuat rumah dengan banyak jendela agar sirkulasi udara bisa lancar sehingga suhu udara yang panas bisa berkurang. Di Bumi, tidak ada dua tempat yang memiliki karakteristik cuaca dan iklim yang sama persis. Keduanya hanya memiliki kemiripan-kemiripan iklim, sehingga dapat di kelompokkan menjadi zona-zona iklim utama. Iklim suatu wilayah ditentukan lima faktor utma yaitu: Garis Lintang, Angin Utama, Massa Daratan atau benua, arus samudera serta topografi.


1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Iklim dan Curah Hujan
2. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Keadaan Iklim
3. Klasifikasi Iklim
4. Iklim dan Curah Hujan di Indonesia
5. Proses Terjadinya Hujan
6. Pengaruh Curah Hujan Terhadap Vegetasi Alam
7. Persebaran Vegetasi

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Iklim dan Curah Hujan
2. Untuk Mengetahui Unsur-unsur yang Mempengaruhi Keadaan Iklim
3. Untuk Mengetahui Klasifikasi Iklim
4. Untuk Mengetahui Iklim dan Curah Hujan di Indonesia
5. Untuk Mengetahui Proses Terjadinya Hujan
6. Untuk Mengetahui Pengaruh Curah Hujan Terhadap Vegetasi Alam
7. Untuk Mengetahui Persebaran Vegetasi


1.4 Manfaat
Manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai barikut :
1. Agar Pembaca dapat Mengetahui Pengertian Iklim dan Curah Hujan
2. Agar Pembaca dapat Mengetahui Unsur-unsur yang Mempengaruhi Keadaan Iklim
3. Agar Pembaca dapat Mengetahui Klasifikasi Iklim
4. Agar Pembaca dapat Mengetahui Iklim dan Curah Hujan di Indonesia
5. Agar Pembaca dapat Mengetahui Proses Terjadinya Hujan
6. Untuk Mengetahui Pengaruh Curah Hujan Terhadap Vegetasi Alam
7. Agar pembaca dapat mengetahui Persebaran Vegetasi





BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Iklim dan Curah Hujan
Iklim adalah keadaan rata-rata peristiwa cuaca dalam periode yang lama (umumnya sekitar 10- 30 tahun) dan meliputi di daerah yang luas. Sedangkan curah hujan adalah jumlah hujan yang jatuh disuatu daerah dalam waktu tertentu.
Iklim waktunya lama dan luas. Faktor-faktor yang menentukan iklim ialah suhu, tekanan udara, angin, keadaan lembab udara, dan pengendapan air di udara.
Temperature atau suhu rata-rata di dataran rendah kurang lebih 26 0C. temperature tinggi tersebut disebabkan letak matahari yang tinggi. Di daerah tropis (antara garis lintang 23 ½ 0LU dan 23 ½ 0 LS) mendapat panas yang paling banyak di daerah tropis ini perbedaan temperature antara siang dan malam hari di daerah tropis kecil saja. Perbedaan temperatus antara siang dan malam hari di sebut Amplitudo.
Temperature rata-rata di daerah pantai berkisar 26 0C. apabila kita naik keatas, dipegunungan misalnya ternyata temperaturnya turun. Setiap kenaikan 100 m temperature turun 0,60 C.Jadi,tempat – tempat yang tingginya 800m diatas permukaan laut misalnya bandung,malang,bukit tinggi,dan tomohon,kurang lebih 40 C lebih sejuk dari pada didaerah pantai. Bahkan dipegunungan irian jaya yang tingginya diatas 5000 m. Memiliki temperature dibawah 00 C. Didaerah ini terdapat salju. Panas itu berpengaruh antaralain terhadap bentuk rumah,makanan,cara hidup dan lain-lain yang menyesuaikan pada panas itu. Makanan dinegara kita misalnya kurang mengandung lemak dibanding dengan didaerah dingin. Pakian kita tipis dan didaerah dingin tebal.
2.2 Unsur – Unsur yang Mempengaruhi Keadaan Iklim
Unsur – unsure yang mempengaruhi ilkim adalah keadaan suhu atau temperature udara, tekanan udara angin,kelembaban udara,awan dan hujan.

a. Suhu atau temperature
Suhu atau temperature menurut Marbun (1982) menunjukkan panas atau dinginnya udara yang diukur dengan thermometer dan dinyatakan dengan derajat (skalacelcius Fahrenheit atau,Reamur). Udara menjadi panas karena adanya radiasi matahari kebumi. Udara bersifat Diatherman,artinya melewatkan panas sehingga dalam proses radiasi matahari itu yang pertama menerima panas adalah permukaan Bumi. Udara akan menerima panas dari permukaan bumi yang memancarkan kembali panas yang diterimanya setelah diubah dalam bentuk gelombang panjang.
Radiasi yang dipancarkan oleh matahari tersebut tidak seluruhnya diterima oleh bumi. Dari 100% yang dipancarkan, radiasi yang diserap oleh bumi sekitar 47 %, selebihnya mengalami proses pembaruan ( Scattering ) sekitar 7 %, pemantulan kembali oleh awan ( refleksi ) sekitar 24 % dan oleh muka bumi sekitar 4 % yang disebut Albedo, dan diserap oleh awan ( Absorbsi ) sekitar 3 % , serta oleh molekul udara dan debu atmosfer sekitar 15 %.
Panas matahari yang diterima bumi bergantung pada factor – factor sebagai berikut:
1. Sudut datang sinar matahari
2. Lama waktu penyinaran
3. Ketinggian tempat
4. Jarak ke laut

b. Tekanan Udara
Tekanan Udara ( air Pressure) adalah beratnya masa udara diatas suatu satuan wilayah yang diukur oleh alat yang disebut barometer. Standar tekanan udara adalah tekanan massa udara pada setinggi permukaan laut yang dalam slake barometer berdasarkan satuan metric adalah 760 mm yang sama dengan 1013 millibar atau 29,92 inci. Jika lebih dari standar itu disebut tekanan udara tinggi atau tekanan udara maksimun dan jika lebih rendah disebut tekanan udara rendah atau tekanan udara minimum.
Kekuatan tekanan udara dipengaruhi oleh kedaan suhu udara. Makin tinggi suhu udara tekanan udara makin rendah.Sebaliknya,makin rendah suhu udara,tekanan makin tinggi.
c. Angin
Angin adalah massa udara yang bergerak dari suatu wilayah bertekanan udara maksimun ke wilayah lain yang memiliki tekanan udara minimum. Pergerakan massa ini mengakibatkan terjadinya keseimbangan uadar dibumi.
Hubungan antara tekanan udara ( admosfer ) dan arah angin dinyatakan dalam Hukum Buys Ballot sebagai berikut :
1. Angin bergerak dari daerah bertekanan maksimun kedaerah bertekanan udara minimum.
2. Di belahan buni utara arah angin dibelokkan kekanan sedangkan dibelahan bumi selatan dibelokan ke kiri.
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi :
1. Angin pasat dan angin antipasat
2. Angin Muson
3. Angin local
4. Angin Fon
5. Angin yang bersifat dingin
6. Angin siklon dan angin anti siklon
7. Daerah konvergensi antar tropic ( DKAT )
Angin memiliki unsur utama, yaitu kecepatan dan arah angin. Keduanya diukur dengan alat yang berbeda.
1. Kecepatan angin
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Alat ini terdiri dari atas 3 cangkir ( Cup ) yang dipasang pada ujung tangkai secara horizontal. Bila angin bertiup maka cangkir akan berputar.
Perputaran cangkir menyebabkan bagian tengah juga berputar dan kecepatan anagin dapat diketahui. Kecepatan angin diukur dalam satuan Knots atau kilometer / jam, kadang – kadang ditunjukkan dengan skala Beaufort.
2. Arah angin
Angin selalu diukur sesuai arah tiupnya. Angin utara menunjukan bahwa angin bertiup dari arah utara keselatan.Arah angin dapat diketahui dengan menggunkan bendera angin ( Wind Vane ).
Alat ini selalu menagarah darimana arah angin bertiup.
3. Mawar angin ( Windrose )
Angin dapat bertiup dari satu arah secara terus menerus.Angin ini disebut angin dominan ( prefailinwind ). Pencatatan arah angin yang dominan bertiup seharian dalam sebulan daaapat dilakukan dengan mawar angin. Pencatatan ini membentuk segi delapan ( octagonal ) yang mewakili delapan arah mata angin. Setiap lengan menunjukkan tanggal kemana arah angin bertiup. Angka ditengah- tengah menunjukkan jumlah hari tanpa tejadi angin.

Sirkulasi Angin di Bumi
Oleh karena peredaran semu harian matahari di antara 23 ½ 0 LU dan 23 ½ 0 LS, di permukaan bumi terdapatpembagian zona suhu dan tekanan udara sehingga terjadi pergerakan angin yang bersifat tetap, yaitu angin pasat, angina barat, dan angina timur.
a) Angin Pasat dan Anti pasat
Angina Pasat adalah angina yang mengalir di atas muka Bumi dari daerah subtropis menuju daerah tropis atau khatulistiwa, sedangkan angin anti pasat mengalir di lapisan udara yang lebih atas dengan arah sebaliknya, yaitu dari wilayah tropis ke subtropis.
b) Angin Barat dan Angin Timur
Angin barat adalah anginyang begerak dari daerah etesia, yaitu sekitar lintang 300 - 400 ke daerah lintang sedang (sekitar lintang 600) yang merupakan daerah bertekanan rendah. Daerah etesia merupakan perbatasan antara daerah angina pasat dengan dengan angin barat.
c) Angin Muson
Masa udara ini bergerak secara periodik dan bergantian dari arah lautan ke daratan dan sebaliknya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang mencolok antara daratan dan lautan pada suatu lokasi akibat dua buah benua di belahan Bumi utara dan belahan Bumi selatan yang mengapit samudera.

Angin Lokal
a) Angin laut dan Angin Darat
Angin local ini berhubungan dengan sifat daratan dn lautan dalam menerima dan melepaskan panas. Daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas.
b) Angin Lembah dan Angin Gunung
Angin terjadi di wilayah pengunungan. Pada pagi hari punggung pengunungan merupakan lokasi yang pertama kali menerima sinar matahari sehingga suhunya lebih tinggi daripada lembah. Akibat yang ditimbulkan tekanan udara punggung gunung menjadi minimum dan lembah menjadi maksimum. Oleh karena itu, mengalir massa udara dari lembah ke gunung dan disebut angina lembah.
c) Angin Terjun
Angin Terjun adalah massa udara yang bergerak menaiki lereng dan mencapai puncak gunung untuk kemudian turun ke lereng sebelahnya dengan cepat. Sebagian besar suhu angin terjun tinggi dan disebut angin gunung.


d. kelembapan
Kelembapan atau kelengasan udara (humidity) adalah kandungan uap air (moisture) yang terdapat di dalam massa udara. Kelembapan dapat dibedapak atas kelembapan mutlak dan kelembapan relative.

e. Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air yang berupa Kristal-kristal es atmosfer. Awan terbentuk oleh proses penguapan permukaan Bumi karena sinar Matahari sehingga uap air mengisi massa udara. Proses penurunan suhu menyebabkan uap air beubah menjadi titiki-titik air yang halus dengan diameter sekitar 0.02 – 0.06 mm. gumpalan massa udara yang berisi titik-titik air itulah yang dinamakan awan.

f. Hujan (Presipitasi)
Huan adalah proses dicurahkan berbagai bentukan air (moisture) dari massa udara (awan) yang telah mengalami kondensasi, seperti titik-titiik air , salju, atau batu es. Hujan yaitu apabila curahan dalam bentuk titik-titik air yang umumnya berdiameter 0.3 – 3 mm, sedangkan jika diameternya antara 0.04 – 0.3 mm disebut hujan gerimis.

2.3 Klasifikasi Iklim
1. Iklim Matahari

Yaitu iklim yang didasarkan atas perbedaan panas matahari yang diterima permukaan bumi. Daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari, berdasarkan iklim matahari terbagi menjadi: iklim tropik; iklim sub tropik; iklim sedang dan iklim dingin.
2. Iklim Koppen
Wladimir Koppen seorang ahli berkebangsaan Jerman membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur menjadi empat tipe iklim :

Gambar : Iklim Koppen
1. Iklim A, yaitu iklim hujan tropis, dengan ciri temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 oC, suhu tahunan 20 oC – 25 oC dengan curah hujan bulanan lebih dari 60 mm.
2. Iklim B, yaitu iklim kering/gurun
Dengan ciri curah hujan lebih kecil daripada penguapan, daerah ini terbagi menjadi Iklim stepa dan gurun.
3. Iklim C, yaitu iklim sedang basah
Dengan ciri temperatur bulan terdingin -3 oC - 18 oC, daerah ini terbagai menjadi :
Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering)
Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering)
Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
4. Iklim D, yaitu iklim dingin
Dengan ciri temperatur bulan terdingin kurang dari 3 oC dan temperatur bulan terpanas lebih dari 10 oC, daerah ini terbagi menjadi Dw, Df
3. Klasifikasi Iklim Oldeman
Oldeman membagi iklim menjadi 5 tipe iklim yaitu :
• Iklim A. Iklim yang memiliki bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
• Iklim B. Iklim yang memiliki bulan basah 7-9 kali berturut-turut
• Iklim C. Iklim yang memiliki bulan basah 5-6 kali berturut-turut
• Iklim D. Iklim yang memiliki bulan basah 3-4 kali berturut-turut
berdasarkan urutan bulan basah dan kering dengan ketententuan tertentu diurutkan sebagai berikut:
a. Bulan basah bila curah hujan lebih dari 200 mm

b. Bulan lembab bila curah hujan 100 – 200 mm

c. Bulan kering bila curah hujan kurang dari 100 mm
A : Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah berurutan.

B : Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan.

C : Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan.

D : Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan.

E : Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan.
Pada dasarnya Kriteria bulan basah dan bulan kering yang dipakai Oldeman berbeda dengan yang digunakan oleh Koppen atau pun Schmidt – Ferguson Bulan basah yang digunakan Oldeman adalah sebagai berikut: Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 mm. Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 mm. Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 mm.
4. Klasifikasi Iklim Yunghunh
Pembagian iklim didasarkan pada ketinggian tempat yang ditandai dengan jenis vegetasi, zone iklimnya adalah terbagi lima zone:

Gambar : Iklim Yunghunh
a. Zone iklim panas.Ketinggian 0 – 700 m, suhu rata-rata tahunan lebih 22 C ( padi, jagung, tebu dan kelapa).
b. Zone iklim sedang.Ketinggian 700-1500m, suhu rata-rata tahunan antara 15 – 22 C ( kopi, the, kina dan karet).
c. Zone iklim sejuk.Ketinggian.1500 – 2500, suhu rata-rata tahunan 11 C – 15 C (cocok tanaman holtikultura).
d. Zone iklim dingin.Ketinggian 2500 – 400m, dengan suhu rata-rata tahunan 11 C (zone ini tumbuhan yang ada berupa lumut).
e. Zone iklim salju tropis. Ketinggian lebih dari 400m dari permukaan laut, di daerah ini tidak terdapat tumbuhan.

2.4. Curah Hujan di Indonesia
Pola Curah Hujan di Kepulauan Indonesia dapat dikatakan sebagai berikut:
1. Pantai Barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak dari pantai timur.
2. Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT merupakan barisan pulau-pulau yang panjang dan berderet dari barat ke timur. Pulau-pulau ini hanya diselingi oleh selat-selat yang sempit, sehingga untuk kepulauan ini secara keseluruhan tampak seakan akan satu pulau, sehingga berlaku juga dalil, bahwa di sebelah timur curah hujan lebih kecil, kalau dibandingkan dengan sebelah barat. Sebelah barat dari jejeran pulau ini adalah pantai Barat Jawa Barat.
3. Selain bertambah jumlahnya dari timur ke barat, hujan juga bertambah jumlahnya dari dataran rendah ke pegunungan, dengan jumlah terbesar pada ketinggian 600 - 900 m.
4. Di daerah pedalaman semua pulau, musim hujan jatuh pada musim Pancaroba, demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar-besar.
5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak D.K.A.T.
6. Saat mulai turunnya hujan juga bergeser dari Barat ke Timur. Pantai Barat Pulau Sumatera sampai Bengkulu, mendapat hujan terbanyak bulan November. Lampung, Bangka, yang letaknya sedikit ke timur, pada bulan Desember. Sedangkan Jawa (utara), Bali, NTB, NTT pada bulan Januari- Februari, yang letaknya lebih ke timur lagi.
7. Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah mempunyai musim hujan yang berbeda, yaitu Mei-Juni. Justru pada waktu bagian lain Kepulauan Indonesia ada pada musim kering. Batas wilayah hujan Indonesia Timur kira-kira terdapat pada 120o bujur timur.
Curah hujan di Indonesia tergolong tinggi yaitu lebih dari 2000 mm/tahun. Akan tetapi, seperti telah disebutkan di muka bahwa antara tempat yang satu dengan tempat yang lain curah hujannya tidak sama. Daerah yang paling besar curah hujannya adalah daerah Baturaden di lereng Gunung Slamet, dengan curah hujan sekitar 7069 mm/tahun. Sedangkan kota Palu di Sulawesi Tengah, merupakan daerah paling kering, dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.


2.5 Proses terjadinya Hujan

Bumi kita terdiri atas dua per tiga air. Air ada dimana-mana, di samudra, lautan sungai, kali, parit, bak mandi, bahkan di tubuh kita. Air ini akan mengalami penguapan oleh sinar matahari.
Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.
Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi sebagi hujan, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Air yang terdapat di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfer yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Seperti itulah proses terjadinya hu jan.
Ada dua teori pembentukan hujan yaitu teori bergeron dan teori tumbukan dan penyatuan.
1. Teori Bergeron
Teori ini berlaku untuk awan dingin (di bawah 0 0C) yang terdiri dari kristal es dan air lewat dingin (air yang suhunya di bawah 0 0C tapi belum membeku). Peristiwa ini sering terjadi pada awan cumulus yang tumbuh menjadi cumulonimbus dengan puncak awan berada dibawah titik beku.
2. Teori Tumbukan dan Penyatuan
Menurut teori ini, butir-butir awan hanya terjadi dari air. Hujan terjadi berdasarkan perbedaan kecepatan jatuh antara butir-butir curah hujan yang berbeda ukurannya. Butir air yang lebih besar akan memiliki kecepatan jatuh lebih cepat daripada butir-butir kecil. Banyak terjadi di daerah tropis yang berawan panas dengan perkembangan yang cepat.
Di Indonesia kita mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasa terjadi pada bulan Oktober sampai Maret, sedangkan musim kemarau terjadi pa bulan April sampai Oktober. Tapi entah kenapa hujan terjadi bulan ini ya, ga berhenti-berhenti pula. Musim yang aneh.
2.6 Pengaruh Curah Hujan terhadap Vegetasi Alam di Indonesia
Curah hujan sebagai unsur utama iklim memengaruhi vegetasi alam yang tumbuh di indonesia. Wilayah Indonesia yang terletak antara 5o LU-11o LS atau beriklim tropis memiliki curah hujan tinggi (> 2.000 mm) dalam setahun dan suhu udara tahunan rata-rata sekitar 28o. Keadaan ini menjadikan vegetasi alam yang tumbuh berupa hutan tropis.
Jenis hutan tropis yang tumbuh di indonesia didominasi oleh hutan hujan tropis (tropical rainforest). Selain itu terdapat juga hutan monsun tropis (tropical monsun forest) dan Hutan Magrove (magrove forest). Hutan magrove banyak tumbuh di sepanjang pantai, delta, muara, dan sungai.
2.7 Persebaran Vegetasi
Iklim yang berbeda-beda diseluruh permukaan bumi berpengaruh terhadap jenis vegetasinya. Iklim berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah sebagai tempat tumbuh bagi setiap vegetasi. Vegetasi yang tumbuh di daerah tropis akan berbeda dengan vegetasi yang tumbuh di daerah subtropis, gurun atau daerah kutub.
Namun, terdapat interaksi anatara jenis vegetasi dan pola iklim sehingga terdapat klasifikasi iklim yang didasarkan pada vegetasi. Vegetasi dianggap peka terhadap kondisi iklim, misalnya pemanasan, kelembapan, dan penyinaran matahari.
Iklim tidak hanya mempengaruhi vegetasi, tetapi sebaliknya iklim juga di pengaruhi vegetasi. Misalnya hutan yang lebat dapat menambah jumlah kelembapan udara melalui tranpirasi. Banyangan vegetasi ke Bumi karena sinar matahari dapat mengurangi temperatur udara sehingga penguapannya menjadi kecil. Persebaran vegetasi berdasarkan pola iklim di Dunia yaitu:
1. Hutan hujan tropis merupakan vegetasi yang tumbuh yang sangat subur di permukaan bumi.
2. Hutan Gugur terdapat didaerah beriklim sedang.
3. Savana atau padang Rumput yang ditumbuhi pohon-pohon yang berserakan atau bergerombol terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan.
4. Padang Lumut merupakan jenis vegetasi yang banyak di jumpai didaerah beriklim kutub.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kami dapat simpulkan bahwa:
1. Iklim merupakan keadaan udara untuk waktu yang lama dan meliputi wilayah yang luas
2. Curah hujan merupakan jumlah hujan yang jatuh disuatu daerah dalam waktu tertentu.
3. Unsur-unsur yang mempengaruhi keadaan iklim yaitu keadaan suhu, atau temperatur, tekanan udara, angin, kelembapan, udara, awan, dan hujan.
4. Klasifikasi iklim dengan beberapa penggolongan iklim yang berbeda diantaranya sebagai berikut: Iklim Matahari, iklim koppen, Klasifikasi Iklim Oldeman, Klasifikasi Iklim Yunghunh
5. Curah Hujan di Indonesia
6. Proses terjadinya hujan

Saran

Dengan selesainya makalah ini, kami memiliki harapan dan memputuhkan saran dan kritik dari para pembaca dari makalah ini agar dapat mengambil manfaat dari isi makalah ini. Semoga dapat bermanfaat dan membantu proses pembelajaran.






DAFTAR PUSTAKA
Samadi, S.Pd., M.Si.2002. Geografi. Jakarta Timur: Yudistira
Anjayati eni, Hatyanto try.2007.Geografi.Klaten
http://kamuspengetahuan.blogspot.com/2009/05/proses-terjadinya-hujan.html
Anonim. 2009. Hujan. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas.
_______. 2009. Mengenal Hujan dan Proses Terjadinya. Wikipedia.
Reniyati. Pembentukan Awan dan Hujan. Bahan kuliah Agroklimatologi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Hujan
http://rangrangbuana.blogspot.com/2011/03/makalah-iklim-dunia.html